Deteksi dini pemicu kebakaran atau saat api tersebut masih kecil penting dilakukan. Cepat tanggap menjadi tindakan yang efektif dilakukan dalam pemadaman api. Untuk itu, pengetahuan mengenai jenis alat pemadam api yang sesuai dengan material yang terbakar sangat diperlukan.
Pertama, ketahuilah tempat pemadam api, perlengkapan pemadam api seperti selang air, selimut api, tempat mencuci muka / kamar mandi di dalam area dimana Anda berada. Jika Anda berada di area kerja, jangan pindahkan alat pencegahan/ pemadam kebakaran dari daerah yang ditentukan tanpa persetujuan dari bagian Safety Personil kecuali untuk penanggulangan terhadap bahaya kebakaran. Dan jangan meletakan benda yang menghalangi alat pemadam kebakaran. Laporkan segera ke petugas Safety jika terdapat kerusakan pada alat pemadam api. Selain pengetahuan mengenai alat pemadaman api tersebut, hal yang tidak kalah penting adalah mengetahui jenis klasifikasi dari kebakaran itu sendiri.
KLASIFIKASI KEBAKARAN
Pengelompokkan kebakaran menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 04/MEN/1980 Bab I Pasal 2, ayat 1 mengkalisikasikan kebakaran menjadi 4 yaitu kategori A,B,C,D. Sedangkan National Fire Protection Association (NFPA) menetapkan 5 kategori jenis kebakaran berdasrkan penyebabnya, yaitu kelas A, B, C, D dan K. Bahkan beberapa Negara menetapkan tambahan klasikasi dengan kelas E. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kebakaran Kelas A
Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam. Contoh :
Kebakaran kayu, kertas, kain, plastik, dsb. alat pemadam api yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas ini adalah dengan : pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan air.
2. Kebakaran Kelas B
Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar. Contoh : Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng. Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran tersebut adalah Tepung pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk spray/kabut yang halus.
3. Kebakaran Kelas C
Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik. Alat Pemadam yang dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO2), tepung kering (dry chemical). Dalam pemadaman ini dilarang menggunakan media air.
4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum, alumunium, natrium, kalium, dsb. Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir halus dan kering, dry powder khusus.
5. Kebakaran Kelas K
Kebakaran yang disebabkan oleh bahan akibat konsentrasi lemak yang tinggi. Kebakaran jenis ini banyak terjadi di dapur. Api yang timbul didapur dapat dikategorikan pada api Kelas B.
6. Kebakaran kelas E
Kebakaran yang disebabkan oleh adanya hubungan arus pendek pada peralatan elektronik. Alat pemadam yang bisa digunakan untuk memadamkan kebakaran jenis ini dapat juga menggunakan tabung pemadam kebakaran (dry powder), akan tetapi memiliki resiko kerusakan peralatan elektronik, karena dry powder pada isi ulang pemadam api mempunyai sifat lengket. Lebih cocok menggunakan pemadam api berbahan clean agent. Penting untuk mengetahui pengelompokan kebakaran ini agar kita dapat menentukan alat pemadam api apa yang digunakan. Bila pemadam api yang kita gunakan salah maka upaya pemadaman api akan mengalami kegagalan atau bahkan bisa melukai dan membahayakan diri sendiri.
Pertama, ketahuilah tempat pemadam api, perlengkapan pemadam api seperti selang air, selimut api, tempat mencuci muka / kamar mandi di dalam area dimana Anda berada. Jika Anda berada di area kerja, jangan pindahkan alat pencegahan/ pemadam kebakaran dari daerah yang ditentukan tanpa persetujuan dari bagian Safety Personil kecuali untuk penanggulangan terhadap bahaya kebakaran. Dan jangan meletakan benda yang menghalangi alat pemadam kebakaran. Laporkan segera ke petugas Safety jika terdapat kerusakan pada alat pemadam api. Selain pengetahuan mengenai alat pemadaman api tersebut, hal yang tidak kalah penting adalah mengetahui jenis klasifikasi dari kebakaran itu sendiri.
KLASIFIKASI KEBAKARAN
Pengelompokkan kebakaran menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 04/MEN/1980 Bab I Pasal 2, ayat 1 mengkalisikasikan kebakaran menjadi 4 yaitu kategori A,B,C,D. Sedangkan National Fire Protection Association (NFPA) menetapkan 5 kategori jenis kebakaran berdasrkan penyebabnya, yaitu kelas A, B, C, D dan K. Bahkan beberapa Negara menetapkan tambahan klasikasi dengan kelas E. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kebakaran Kelas A
Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam. Contoh :
Kebakaran kayu, kertas, kain, plastik, dsb. alat pemadam api yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas ini adalah dengan : pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan air.
2. Kebakaran Kelas B
Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar. Contoh : Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng. Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran tersebut adalah Tepung pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk spray/kabut yang halus.
3. Kebakaran Kelas C
Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik. Alat Pemadam yang dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO2), tepung kering (dry chemical). Dalam pemadaman ini dilarang menggunakan media air.
4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum, alumunium, natrium, kalium, dsb. Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir halus dan kering, dry powder khusus.
5. Kebakaran Kelas K
Kebakaran yang disebabkan oleh bahan akibat konsentrasi lemak yang tinggi. Kebakaran jenis ini banyak terjadi di dapur. Api yang timbul didapur dapat dikategorikan pada api Kelas B.
6. Kebakaran kelas E
Kebakaran yang disebabkan oleh adanya hubungan arus pendek pada peralatan elektronik. Alat pemadam yang bisa digunakan untuk memadamkan kebakaran jenis ini dapat juga menggunakan tabung pemadam kebakaran (dry powder), akan tetapi memiliki resiko kerusakan peralatan elektronik, karena dry powder pada isi ulang pemadam api mempunyai sifat lengket. Lebih cocok menggunakan pemadam api berbahan clean agent. Penting untuk mengetahui pengelompokan kebakaran ini agar kita dapat menentukan alat pemadam api apa yang digunakan. Bila pemadam api yang kita gunakan salah maka upaya pemadaman api akan mengalami kegagalan atau bahkan bisa melukai dan membahayakan diri sendiri.